Februari 5, 2006 oleh lihatlah
saya tertarik padanya ketika sedang mendiskusikan masalah otentisitas, aura karya seni dan ‘nasib’ karya sendi di masa reproduksi mekanik seperti sekarang ini. diskusi ini sudah lama digeluti oleh para seniman, dan karena saya baru saja masuk ke dalam kalangan mereka [misalnya, yang berlangsung di kedai kebun forum, yayasan seni cemeti dan rumah seni cemeti], maka masuk pulalah wacana mengenai hal-hal di atas ke dalam benak saya.
benjamin lahir tahun 1892 dalam sebuah keluarga yahudi kaya di berlin. ia sudah mencoba untuk bisa menghidupi dirinya sendiri dengan menulis, tapi gaya penulisannya yang khas dan keterlibatannya dalam tema-tema marxis membuat hanya sebagian kecil dari karyanya yang bisa beredar di jurnal sastra, dan hingga pada wafatnya ia masih tergantung dari topangan keuangan dari ayahnya. bantuan keuangan dari sang ayah sengaja dibuat terbatas dengan harapan agar anaknya ini terdorong untuk mendapat pekerjaan yang lebih tetap. namun hal ini tidak pernah terjadi, dan ia menjalani hidup dengan kekecewaan yang semakin menumpuk, yang membawanya pada bunuh diri di tahun 1940 di Port-Bau, perbatasan prancis — spanyol, ketika ia merasa tidak bisa menghindar dari nazi.
hal lain yang mendorong saya ingin tahu tentang pemikiran benjamin adalah fakta bahwa ternyata sumber-sumber mengenai kehidupan urban kota paris abad ke-19 banyak dilaporkannya. ada sebuah esai yang ia tulis [kemudian dibukukan dan menjadi salah satu bab dari buku itu: ILLUMINATION, yang diberi kata pengantar oleh orang hebat hannah arendt!] mengenai kota paris sebagai ibu kota dunia di abad ke-19. juga, tulisan-tulisannya mulai dibaca oleh banyak rekan arsitek.
saya sendiri merasa perlu punya bukunya yang berjudul THE ARCADE PROJECT. suatu buku yang diterbitkan secara anumerta dan lebih berupa kumpulan kliping mengenai kehidupan kota -khususnya arcade, suatu lorong teduh mirip di malioboro yogya yang sering dipakai orang kota untuk nongkrong- yang diambil dari koran, iklan dsb.
buku ini luar biasa tebal. dan bagi pembaca yang ingin mencari koherensi pemikirannya, buku ini sulit dibaca karena sedemikian beragam yang ia masukkan ke sana. namun demikian, menarik juga proyek macam ini dikerjakan. proyek macam ini merekam peristiwa-peristiwa sejaman yang berlangsung di lokasi yang spesifik: kota paris tapi dengan sumber yang berasal dari berbagai sudut pandang dan kepentingan.
saya membeli buku ini karena dikompori oleh rekan saya, undi gunawan, yang berencana membuat perbandingan proyek benjamin ini dengan tulisan-tulisan tentang kota bandung yang dikerjakan secara serial oleh almarhum haryoto kunto. beliau mengisi secara rutin kolom di harian lokal bandung PIKIRAN RAKYAT dan kemudian membukukannya dalam dua buah buku yang selalu dicari orang bila mereka ingin tahu tentang bandung masa dulu maupun kini.
entah sudah sampai di mana perkembangan proyek rekan saya yang cerdas ini. terus terang saya tertarik pada usahanya.